Rabu, 5 Maret 2025 — Program Studi S2 Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon kembali menyelenggarakan kegiatan bedah karya sastra yang kali ini mengangkat novel klasik Indonesia, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck karya Buya Hamka. Bedah novel ini mengambil fokus pembacaan yang unik, yaitu “Menelaah Pendidikan Islam melalui Kacamata Estetika Suku Minang.”
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda rutin Diskusi Santai dan Bedah Buku Mahasiswa yang dilaksanakan dua hingga tiga kali setiap semester, sebagai upaya untuk memperluas cakrawala berpikir mahasiswa sekaligus memperkuat tradisi literasi dan kajian lintas disiplin di lingkungan Prodi S2 PAI.
Novel karya Buya Hamka yang legendaris ini ditelaah tidak hanya dari aspek naratif dan estetikanya, tetapi juga dikaji dari sudut pandang nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung di dalamnya. Diskusi menggali bagaimana latar budaya Minangkabau dalam novel tersebut menjadi bingkai etika sosial, nilai keluarga, dan dinamika pendidikan, serta bagaimana tokoh-tokohnya mencerminkan internalisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pemaparannya, pemantik diskusi menekankan bahwa karya sastra bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga jendela perenungan atas realitas sosial dan nilai-nilai keislaman. “Melalui karya Buya Hamka, kita diajak untuk melihat bagaimana pendidikan Islam tidak hanya berlangsung secara formal di ruang kelas, tetapi juga melalui tradisi, budaya, dan relasi sosial masyarakat,” ungkapnya.
Diskusi berlangsung interaktif dengan antusiasme peserta yang tinggi. Mahasiswa turut mengajukan pertanyaan, memberi tafsir alternatif, serta mengaitkan isi novel dengan konteks pendidikan Islam kontemporer. Kegiatan ini membuktikan bahwa sastra dapat menjadi media yang kuat dalam mendialogkan antara nilai, budaya, dan pendidikan.
Program Studi S2 PAI berharap kegiatan-kegiatan semacam ini terus menjadi ruang pembelajaran yang integratif antara teks, konteks, dan refleksi akademik. Melalui pendekatan interdisipliner seperti ini, pendidikan Islam dipahami secara lebih kaya, menyentuh sisi humanistik dan kultural yang sering kali terabaikan dalam pendekatan-pendekatan normatif.